Selasa, 03 Agustus 2010

Panwascam Lapor Dianiaya

[ JP - Rabu, 04 Agustus 2010 ]
Panwascam Lapor Dianiaya
Pantau Pengajian dengan Penceramah Salah Satu Cawabup

GRESIK - Menjelang coblosan ulang pemilihan bupati (pilbup) Gresik pada 8 Agustus mendatang, suhu politik makin memanas. Perseteruan antara pasangan Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas) dan Sambari Halim-Mohammad Qosim (SQ) kian tajam.

Kemarin (3/8) tim advokasi Humas mengantar Ketua Panwascam (Panitia Pengawas Kecamatan) Cerme Imam Jauhari melapor ke panwas dan polisi. Imam mengaku dianiaya saat menjalankan tugasnya sebagai pengawas. Dia menduga, penganiayaan itu dilakukan massa pendukung SQ Senin malam lalu (2/8).

Imam menjelaskan, dirinya mendatangi pengajian dalam peresmian sebuah musala di Desa Wedani. Dia hadir di sana karena acara itu juga dihadiri Qosim.

Berdasar pengamatannya, Imam menduga ada money politics yang mengarah pada dukungan ke pasangan tertentu. Untuk itu, dia memotret acara tersebut dengan kamera ponsel. "Beberapa orang langsung mengerubuti saya," ujar Imam.

Dia mengaku diinterogasi. Bahkan, lanjut Imam, dirinya dipukuli dan dicakar oleh beberapa orang. Aksi itu berhenti setelah beberapa peserta dan panitia mengamankan Imam. Namun, seseorang telah menyita ponsel milik Imam. Saat dikembalikan lagi kepadanya, foto hasil jepretannya sudah dihapus.

Menghadapi perlakuan itu, dia melapor ke panwas pilbup. Tidak cukup ke panwas, dia juga membawa laporan tersebut ke Polres Gresik. "Kami menilai perlakuan itu mencederai legitimasi panwas," tutur Ketua Panwas Pilbup M. Thoha yang menghadapi Imam saat melapor ke polisi.

Yang dialami Imam itu menambah panjang daftar kekerasan seputar pilbup Gresik. Beberapa waktu lalu, pendukung SQ dikeroyok. Rumahnya bahkan dirusak pendukung pasangan lain.

Tim pemenangan SQ langsung menanggapi kasus tersebut. Seorang anggota tim itu, Choirul Anam, menduga adanya rekayasa besar dalam insiden itu. Dia melihat, banyak kejanggalan pada laporan Imam.

Anam menegaskan, acara tersebut murni kegiatan pengajian. Qosim hadir karena diundang untuk memberikan ceramah. Sehari-hari Qosim memang seorang ustad.

Menurut Anam, ketua Panwascam Cerme memang ditegur peserta. "Sebab, Imam overacting. Padahal, kegiatan itu murni kegiatan warga. Mereka marah karena kegiatan yang sebenarnya khusyuk kok diawasi," ujarnya.

Soal klaim adanya penganiayaan, para peserta acara membantahnya. "Kalau dia dipukul, mana bekasnya? Lha wong tidak ada bekas luka di wajahnya. Saya menduga, laporan tersebut cuma dibuat-buat. Juga soal adanya money politics, itu kan hanya dugaan," tutur Anam.

Dia curiga ada rekayasa besar yang melibatkan tim advokasi Humas. "Mulai laporan ke panwas hingga polisi, Imam didampingi tim advokasi Humas. Ini ada apa?" ujarnya.

Menurut Anam, jelang coblosan ulang, sangat banyak manuver yang dilakukan lawan untuk mencederai citra SQ. "Itu wajar. Tim Humas ingin menutupi kebobrokannya. Sudah jelas bahwa putusan MK (Mahkamah Konstitusi, Red) mengulang pilbup Gresik disebabkan adanya pelanggaran Humas yang menggunakan segala cara untuk memenangi pilbup," ucapnya. (ris/c8/ruk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar