Selasa, 31 Agustus 2010

Pendukung Humas Dihukum 3,7 Bulan

Login | Register Version : English | Suroboyoan | Madura
2010-09-01

GRESIK - Setelah pasangan Humas gagal menjadi pemenang pada pemilihan Bupati Gresik, giliran enam pendukungnya diganjar hukuman penjara selama 3 bulan dan 7 hari oleh majelis hakim PN Gresik yang diketuai Taswir SH MH, kemarin (31/8).

Keenam terdakwa dengan dua berkas terpisah (splits) itu adalah Heri Ariwibowo, Fatchurrahman dan H. Moh. Wahab, masing-masing sebagai pelaku pengeroyokan dan penganiayaan terhadap korban H. Chusnaini, anggota tim pemenangan pasangan SQ di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar.

Sedang tiga terdakwa lainnya adalah M. Hariyanto, Eko Prasetio dan Lea Praga. Ketiga remaja ini terbukti secara sah telah melakukan pengrusakan rumah milik Didik Wahyudi, ketua tim pemenangan pasangan SQ di desa yang sama.

Putusan itu lebih ringan dibanding tuntutan Jaksa Guntur Witjasono SH, yakni masing-masing selama 4 bulan penjara. Ringannya hukuman bagi para terdakwa tersebut tidak lepas dari hasil pemeriksaan selama persidangan yang tidak bisa membuktikan dakwaan primer jaksa penuntut umum (JPU).

Dalam pertimbangan putusannya, majelis hakim menyebutkan, ganjaran pidana yang diberikan kepada tiga terdakwa pengeroyokan dan penganiayaan itu sudah sesuai dengan dakwaan subsider JPU, yakni Pasal 170 ayat (1) jo Pasal 351 ayat (1) KUHP. Sedang kepada ketiga pelaku pengrusakan rumah, putusan majelis hakim didasarkan pada Pasal 170 ayat (1) jo Pasal 406 KUHP.

Seperti sudah diberitakan, peristiwa itu terjadi pada 28 Mei lalu saat pendukung pasangan Cabup-Cawabup Gresik Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas) berpawai keliling Desa Gumeno, Manyar. Pawai itu diadakan sebagai bentuk kemenangan setelah KPU Gresik mengumumkan pasangan Humas sebagai pemenang pilbup Gresik pada 26 Mei 2010.

Tapi sayangnya, euforia pendukung pasangan Humas itu jadi kebablasan. Para pendukung pasangan SQ jadi sasaran pelampiasan kemenangan itu. Buntutnya, anggota tim sukses SQ jadi korban penganiayaan dan pengrusakan rumah.
Tujuh orang biang kerusuhan itu kemudian diciduk satu per satu oleh petugas kepolisian. did

Senin, 30 Agustus 2010

Robbach Pamitan Tanpa Didampingi Sastro

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/templates/sindo/images/Logo-Koran-Sindo2.jpg



Monday, 30 August 2010
Di tempat terpisah, Robbach Ma’- sum yang resmi mengakhiri masa jabatannya, kemarin, melakukan pamitan kepada semua pegawai di lingkungan Pemkab Gresik.


Namun, yang menjadi pertanyaan adalah pamitan yang dilangsungkan Robbach di Ruang Mandala Bhakti Praja Lantai IV Kantor Bupati itu tanpa didampingi Wakil Bupati Sastro Soewito. Padahal, kegiatan tersebut diikuti ribuan pegawai negeri sipil (PNS). Robbach Ma’sum sendiri sudah dua periode menjabat sebagai Bupati Gresik. Periode pertama 2000–2005, dia berpasangan dengan Sambari Halim Radianto yang kini terpilih menjadi Bupati Gresik periode 2010–2015. Sementara pada periode kedua 2005– 2010, dia berpasangan dengan Sastro Soewito.

Suasana haru menyelimuti acara pelepasan yang terkemas dalam silaturahmi itu. Seluruh pegawai terdiam, saat mendengarkan sambutan Robbach. Dalam sambutannya, Robbach Ma’sum menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh pegawainya dan masyarakat Gresik secara umum. ”Ayolah untuk mencoba merenung dan berpikir bahwa dalam kehidupan ini, setiap manusia mempunyai potensi berbeda.Potensi ini tidak bisa hilang, tapi dengan komitmen kebersamaan, perbedaan tidak akan menjadikan perpecahan,” tuturnya. Dia juga menambahkan,justru perbedaan harus menjadi manfaat dalam kehidupan bersama.

Karena selama berada dalam aturanaturan yang benar, tidak akan terjadi perpecahan.Robbach juga menuturkan, selama menjabat sebagai bupati, dia merasa sangat didukung semua pegawai. ”Semoga kebaikannya dibalas-Nya. Saya dan keluarga banyak kesalahan atau kekhilafan dalam menjalankan tugas-tugas sebagai pimpinan seperti ada isu demo mutasi. Itu semata-mata kesalahan saya. Jadi, semuanya adalah kesalahan saya. Karena saya sebagai pemimpin, maka saya siap bertanggung jawab,” tegasnya. (ashadi ik)

Rabu, 25 Agustus 2010

Sambari-Qosim Pimpin Gresik


SINDO - Thursday, 26 August 2010
Image

GRESIK(SINDO) – Sambari Halim Radianto-Muhammad Qosim (SQ) bakal memimpin Kabupaten Gresik lima tahun ke depan.Ini setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan pasangan tersebut memenangi pemungutan suara ulang di sembilan kecamatan.

Dalam putusannya,MK mengabulkan gugatan pasangan SQ,membatalkan ketetapan hasil rekapitulasi pencoblosan pada 26 Mei oleh KPU Gresik,dan mengesahkan hasil laporan KPU Gresik dalam coblos ulang sembilan kecamatan. MK juga memerintahkan KPU Gresik segera menetapkan pasangan SQ sebagai pemenang pemilihan bupati-wakil bupati. Sebab, setelah penghitungan ulang secara total pasangan SQ mendapatkan suara terbanyak,yakni 285.252 suara.

”Memerintahkan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik untuk melaksanakan putusan ini,”kata Ketua MK Mahfud MD saat membacakan amar putusan kemarin. Sebelumnya MK memerintahkan adanya pemungutan ulang di sembilan kecamatan di Gresik.Pasalnya, MK menilai ada kecurangan yang sistematis,terstruktur,dan masif dalam pelaksanaan Pilbup Gresik.

Dengan demikian, pasangan yang diusung koalisi Partai Golkar dan PKPI tersebut tinggal menunggu pengesahan KPU Gresik dan pelantikan. Menanggapi hal itu, anggota KPU Gresik Abdul Basid mengatakan secepatnya melakukan rapat internal penetapan pasangan calon yang menang sesuai keputusan MK.

”Dengan diterimanya laporan KPU Gresik, maka dalam waktu tiga hari ke depan kami akan melakukan rapat internal untuk penetapan,” tuturnya yang dikonfirmasi melalui ponsel kemarin. Keputusan MK tersebut sudah diprediksikan sejak awal. Pasalnya, gugatan yang diajukan pasangan Husnul Khuluq-Musyaffa’ Noer (Humas) dinilai MK bukan ranahnya, tapi termasuk gugatan pidana.

Bahkan, MK menolak pula gugatan yang diajukan pasangan lain seperti pasangan Sastro Soewito- Samwil (S2BY). Sidang putusan MK yang digelar kemarin adalah rangkaian dari sidang gugatan pasangan SQ kepada KPU Gresik atas penetapan hasil pencoblos pada 26 Mei lalu yang menetapkan pasangan Humas sebagai pemenangnya. Dalam putusan sela,MK memerintahkan KPU Gresik menggelar coblos ulang.

Ada sembilan kecamatan yang diperintahkan melakukan pencoblosan ulang, yakni Kecamatan Bungah, Kebomas, Cerme, Duduksampeyan,Balongpanggang, Benjeng, Menganti, Kedamean, dan Kecamatan Driyorejo. Hasilnya, pasangan SQ mendapat189.285suara, sedangkanpasangan Humas mendapatkan 160.122 suara.

Disusul pasangan Bambang Suhartono-Abdullah Qonik (Bani) 3.645 suara,pasangan Mujitabah-Suwarno (Jiwa) 2.812 suara,pasangan Muhammad Nashihan-Syamsul Maarif (Monas-Syamsul) 2.063 suara, danpasanganSastroSoewito-Samwil (S2BY) dengan 1.558 suara. Rinciannya, pasangan SQ menang di tujuh kecamatan, yaitu di Kecamatan Kebomas, Cerme, Balongpanggang, Benjeng, Menganti, Kedamean, dan Driyorejo.

Sementara pasangan Humas menang hanya di Kecamatan Bungah dan Duduksampeyan. Bila digabung dengan perolehan suara di sembilan kecamatan yang tidak diulang, pasangan SQ membalikkan keadaan dengan mengungguli pasangan Humas yang diusung koalisi PKB-PKNUPPP- Partai Gerindra.Pasangan SQ unggul sekitar 46%, sedangkan Humas hanya mendapatkan 40%.

Putusan MK tersebut disambut gegap gempita pendukung SQ.Pendukung SQ tersebut terpusat di tiga tempat,yakni di rumah Sambari Halim Radianto, Jalan Awikoen, Kelurahan Gending, Kecamatan Kebomas; di rumah M Qosim,Jalan Jawa Perumahan Gresik Kota Baru (GKB); dan di Kantor DPD Partai Golkar Gresik,Jalan Panglima Sudirman.

Di rumah Sambari Halim Radianto yang juga Ketua DPD Partai Golkar Gresik itu langsung dipenuhi karanganbungauntukmemberikan ucapan selamat atas terpilihnya Sambari sebagai bupati Gresik periode 2010–2015. Bahkan, dalam waktu singkat rumah mantan wakil bupati periode 2000–2005 tersebut dipenuhi ratusan pendukungnya.

”Ini semua adalah kemenangan bersama,” ujar O’on,pendukung SQ. Sementara itu,putusan MK tersebut langsung menyebar ke seluruh warga di Gresik. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, aparat kepolisian gabungan Polres Gresik dan Polda Jawa Timur sejak siang melakukan penjagaan lokasi-lokasi vital. (ashadi ik/kholil)

Sabtu, 21 Agustus 2010

APBD 2009 Masih Sisakan Masalah

lash Player Required
[ Sabtu, 21 Agustus 2010 ]

GRESIK - Pansus (panitia khusus) hasil audit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang dibentuk DPRD Gresik akhirnya menyelesaikan pengawasan terhadap evaluasi penggunaan APBD 2009 Gresik. Hasilnya, masih ada beberapa kasus kerugian negara yang berpotensi memunculkan masalah baru.

Tercatat, ada sebelas temuan realisasi anggaran yang berpotensi merugikan keuangan daerah yang tengah diproses. Sementara itu, 13 temuan kesalahan administrasi penggunaan anggaran juga direkomendasikan agar segera diselesaikan.

Itu merupakan hasil finalisasi yang dilakukan pansus (panitia khusus) hasil audit BPK DPRD Gresik dengan pemkab. ''Tinggal menuntaskan beberapa masalah yang masih menjadi perdebatan,'' kata Ketua Pansus Audit BPK DPRD Gresik Chumaidi Maun kemarin (20/8).

Dalam finalisasi tersebut, pansus mengundang semua dinas yang realisasi anggarannya disemprit BPK. Pansus meminta klarifikasi terhadap tindak lanjut tiap dinas dalam penyelesaian temuan itu.

Menurut Chumaidi, dari finalisasi tersebut, semua dinas mengaku sudah menindaklanjuti. ''Namun, memang belum semua terselesaikan. Terutama kasus-kasus lama. Kami sudah memberikan deadline kepada mereka untuk menyelesaikan,'' tegasnya.

Total temuan hasil pemeriksaan APBD Gresik 2004-2008 oleh BPK mencapai 103 kasus. Dari jumlah itu, BPK memberikan 175 rekomendasi. (c5/r

Jumat, 13 Agustus 2010

Rekapitulasi, Kunci Kotak Macet

Gresik -SURYA- Sambari Halimradianto dan HM Qosim (SQ) akhirnya dinyatakan memenangkan Pemilukada Gresik, setelah dalam rekapitulasi coblos ulang suara yang mereka dulang dari sembilan kecamatan, berhasil mengungguli saingan utamanya, Husnul Khuluk-Musyaffa Noer (HuMas), Kamis (12/8) dengan perolehan 189.285 suara untuk SQ dan HuMas mendapat 160.122 suara.

Kemenangan telak SQ diperoleh dari tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Kebomas, Cerme, Balongpanggang, Benjeng, Menganti, Kedamean dan Kecamatan Driyorejo. Sedangkan HuMas menang di Kecamatan Bungah dan Duduksampeyan.

Proses rekapitulasi di KPU yang dijaga super ketat aparat kepolisian, terjadi peristiwa menggelikan sekaligus aneh. Kotak suara dari Kecamatan Kebomas tidak bisa dibuka dengan kuncinya, akhirnya panitia setelah seizin para saksi, memaksa buka dengan dipalu.

“Selama dua periode menjadi anggota KPU, baru kali ini saya melihat kunci kotak suara macet,” aku Abdul Basid, anggota KPU yang memimpin jalannya rekapitulasi.nsan

Kecewa, Petinggi Pemkab Tak Hadir

http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=150090
[ Jum'at, 13 Agustus 2010 ]
ADA yang berbeda dalam rapat terbuka penghitungan manual hasil coblosan ulang yang digelar KPU kemarin jika dibandingkan dengan penghitungan manual hasil coblosan 26 Mei lalu. Tidak seorang pun pejabat Pemkab Gresik hadir dalam acara tersebut. Padahal, saat penghitungan manual coblosan 26 Mei lalu, mereka hadir lengkap.

Saat itu penghitungan dimenangi pasangan Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas). Kemarin, saat penghitungan manual dimenangi pasangan Sambari Halim-Mohammad Qosim (SQ), tidak seorang pun pejabat pemkab hadir. Di antara enam jajaran muspida yang diundang, hanya dua yang hadir. Mereka adalah Kapolres dan komandan kodim.

Ketidakhadiran para petinggi Pemkab Gresik tersebut menimbulkan rasan-rasan bahwa mereka kecewa karena jagonya (Humas) kalah. Situasi itu memperkuat dugaan bahwa selama ini pemkab memang menjagokan Humas untuk meneruskan ''dinasti'' Robbach Ma'sum.

Dukungan pejabat pemkab terhadap Humas -meski dibantah- tidak bisa disembunyikan. Bupati Robbach bahkan sempat mengajukan izin cuti ke gubernur Jawa Timur untuk berkampanye bagi pasangan Humas. Namun, izin tersebut ditolak.

Tengara bahwa pejabat pemkab mendukung Humas diperkuat dengan putusan MK yang memerintahkan coblosan ulang. Dasarnya adalah keterlibatan para aparat pemkab untuk memenangkan salah satu calon yang dinilai sudah terstruktur, sistematis, dan masif.

Menurut kabar yang beredar, tak adanya pejabat pemkab dalam acara rekapitulasi kemarin tak lepas dari kekecewaan mereka terhadap hasil coblosan ulang. "Wajarlah Mas banyak yang gak datang," kata salah seorang pejabat pemkab yang ogah namanya disebut.

Demikian pula halnya dengan wakil dari DPRD Gresik, tak satu pun hadir. Kalaupun ada, mereka datang dengan status sebagai tim sukses salah satu kandidat.

Anggota KPU Gresik Abdul Basid enggan mengomentari ketidakhadiran pejabat pemkab dalam agenda rekap kemarin. "Yang jelas, semua undangan sudah kami sebar. Soal hadir tidaknya, itu bukan urusan kami," ujarnya singkat. (ris/c3/ruk)

Rabu, 04 Agustus 2010

Laporkan Pemotongan Ganti Rugi Proyek

[ JAWA POS -Kamis, 05 Agustus 2010 ]
Laporkan Pemotongan Ganti Rugi Proyek
GRESIK - Kabar seputar dugaan pungli (pungutan liar) di sekitar Gresik kembali mencuat. Kali ini, yang dilaporkan adalah dugaan pemotongan uang pembebasan tanah untuk proyek bendungan hilir (benhil) Bengawan Solo di wilayah utara Gresik.

Salah satu pemilik lahan, Mualimin, warga Desa Dukuh Kembar, Kecamatan Dukun, melaporkan kasus itu ke kantor dewan kemarin (4/8). "Kami terpaksa melaporkan masalah ini karena sudah meresahkan," katanya.

Mualimin mengungkapkan, sesuai rencana proyek, ada sepuluh desa di Kecamatan Dukun yang terkena imbasnya. Di Dukuh Kembar, sedikitnya 200 petak lahan dan bangunan milik warga yang harus dibebaskan. Total nilai pembebasannya mencapai Rp 15 miliar.

Awalnya, proses pembebasan lahan di desa itu cukup alot. Banyak warga yang tidak setuju karena perbedaan harga antara warga dan pemerintah.

Akhirnya disepakati, pembayaran ganti rugi dilakukan dua termin. "Persoalan muncul ketika pembayaran pertama pada akhir 2009 lalu," imbuh Mualimin.

Saat menjelang pembayaran, warga yang lahannya dibebaskan diwajibkan membayar potongan pembayaran tanah 5 persen. "Potongan itu dilakukan para petinggi desa. Tapi, saya belum bisa menyebut siapa," katanya.

Kebijakan pemotongan itu pun diprotes warga. Namun, tetap saja tidak ada solusi. "Kami malah diancam aparat. Ada yang diancam status tanahnya akan dipersulit. Akhirnya, sebagian warga mau," katanya.

Ternyata, pemotongan juga bakal dikenakan kepada warga pada saat pembayaran termin kedua. "Tinggal dihitung saja. Jika nilai pembebasan Rp 15 miliar, berarti potongan bisa sampai Rp 750 juta," ujarnya.

Yang membuat dirinya nekat membawa masalah itu ke dewan, saat ini para pemilik lahan dibuat resah. Terutama pemilik tanah yang bersertifikat. Sebab, selain intimidasi, peruntukan pemotongan itu tidak jelas. (ris/c2/ruk)

Penjaga warung remang2 'Kota Santri'


Selasa, 03 Agustus 2010

Saksi Sudutkan Terdakwa Anarkisme

Referensi Para Pencari Keadilan Hukum dan Bisnis

Saksi Sudutkan Terdakwa Anarkisme
Sidang Pengeroyokan Tim SQ
GRESIK - Meski tensi politik di Gresik mulai naik menjelang coblos ulang pilbup 8 Agustus nanti, namun persidangan kasus pengeroyokan dan pengerusakan rumah anggota tim sukses cabup-cawabup Sambari-Qosim (SQ) di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik pada 8 Mei lalu, tetap berjalan lancar dan kondusif, kemarin (3/8).

Sejak pagi, puluhan aparat kepolisian sudah nampak berjaga dan mensterilkan PN Gresik dari kemungkinan pengerahan massa. Bahkan Kapolres Gresik AKBP Jakub Prajogo sempat menginspeksi pengamanan pada siang harinya.

Sementara di ruang sidang, majelis hakim yang diketuai Taswir SH MH, dengan dua anggotanya, Mustajab SH dan Moh. Fatkan SH MHum secara maraton memeriksa sekitar 15 saksi pada sidang lanjutan kemarin.
Pada sidang sesi pertama, JPU Suprayitno menghadirkan tiga terdakwa pengerusakan rumah Didik Wahyudi, ketua tim sukses SQ Desa Gumeno. Mereka adalah M. Heriyanto (20), Eko (19) dan Lea Praga (18). Semuanya adalah warga Desa Gumeno, Manyar. Ketiganya didakwa pasal berlapis, yakni Pasal 170 jo Pasal 406 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Baik saksi korban Didik Wahyudi maupun 4 saksi lainnya, yakni Miftachul Khoiri (16), Dika Wahyudi (16), Bunayah (45) dan Darmawati (40) menerangkan, ketiga terdakwa telah merusak rumah korban dengan cara dilempari batu saat konvoi merayakan kemenangan pasangan Humas pada 28 Mei lalu. Akibatnya, pintu dan kaca jendela rumah korban rusak dan pecah. Kerugian ditaksir sekitar Rp 10 juta.

"Sampai sekarang, para pelaku perusakan atau siapapun yang menyuruhnya tidak pernah datang untuk meminta maaf dan mengganti kerusakan rumah saya," ungkap Didik Wahyudi yang bekerja di Badan Tenaga Nuklir di Jakarta itu.

Sedang pada sidang sesi kedua kemarin, Jaksa Guntur Arif Witjaksono SH menghadirkan tiga terdakwa pengeroyokan dan penganiayaan terhadap korban H. Chusnaini. Yakni, Heri Aribowo (42), Fatchurrahman (38) dan H. Moh. Wahab (50). Nama terakhir ini adalah tokoh masyarakat setempat sekaligus PNS guru, kini menjabat wakil kepala SMPN 2 Manyar. Korban dan para pelaku adalah warga sedesa, Desa Gumeno, Kecamatan Manyar.

Beberapa saksi, antara lain istri korban Sri Budi Astuti (45), H. Matayasaroh (51) dan Dika (16), mengaku melihat langsung kejadian pengeroyokan dan penganiayaan terhadap H. Chusnaini di depan rumahnya. Saat itu ada ratusan massa, di antaranya adalah ketiga terdakwa ikut menganiaya korban.

"Yang terlihat memukul pertama adalah Heri, kemudian disusul Fatchurrahman. Sedang Haji Wahab memiting korban dari belakang. Korban hanya bisa nangkis pukulan orang-orang itu," ungkap saksi Matayasaroh menceritakan ulang kejadian brutal pada 28 Mei lalu sekitar pukul 17.00.

Ketiga terdakwa juga dijerat dengan pasal dakwaan berlapis. Yaitu, Pasal 170 jo Pasal 351 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP tentang tindak pidana pengeroyokan dan penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama.

Seperti diketahui, dua kejadian tersebut bermula ketika pendukung pasangan nomor 5 Humas melakukan pawai keliling desa setelah mendengar kabar "jagonya" berhasil unggul dalam pilkada Gresik. Namun sayangnya, euforia itu kebablasan sehingga menimbulkan anarkisme. did

Panwascam Lapor Dianiaya

[ JP - Rabu, 04 Agustus 2010 ]
Panwascam Lapor Dianiaya
Pantau Pengajian dengan Penceramah Salah Satu Cawabup

GRESIK - Menjelang coblosan ulang pemilihan bupati (pilbup) Gresik pada 8 Agustus mendatang, suhu politik makin memanas. Perseteruan antara pasangan Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas) dan Sambari Halim-Mohammad Qosim (SQ) kian tajam.

Kemarin (3/8) tim advokasi Humas mengantar Ketua Panwascam (Panitia Pengawas Kecamatan) Cerme Imam Jauhari melapor ke panwas dan polisi. Imam mengaku dianiaya saat menjalankan tugasnya sebagai pengawas. Dia menduga, penganiayaan itu dilakukan massa pendukung SQ Senin malam lalu (2/8).

Imam menjelaskan, dirinya mendatangi pengajian dalam peresmian sebuah musala di Desa Wedani. Dia hadir di sana karena acara itu juga dihadiri Qosim.

Berdasar pengamatannya, Imam menduga ada money politics yang mengarah pada dukungan ke pasangan tertentu. Untuk itu, dia memotret acara tersebut dengan kamera ponsel. "Beberapa orang langsung mengerubuti saya," ujar Imam.

Dia mengaku diinterogasi. Bahkan, lanjut Imam, dirinya dipukuli dan dicakar oleh beberapa orang. Aksi itu berhenti setelah beberapa peserta dan panitia mengamankan Imam. Namun, seseorang telah menyita ponsel milik Imam. Saat dikembalikan lagi kepadanya, foto hasil jepretannya sudah dihapus.

Menghadapi perlakuan itu, dia melapor ke panwas pilbup. Tidak cukup ke panwas, dia juga membawa laporan tersebut ke Polres Gresik. "Kami menilai perlakuan itu mencederai legitimasi panwas," tutur Ketua Panwas Pilbup M. Thoha yang menghadapi Imam saat melapor ke polisi.

Yang dialami Imam itu menambah panjang daftar kekerasan seputar pilbup Gresik. Beberapa waktu lalu, pendukung SQ dikeroyok. Rumahnya bahkan dirusak pendukung pasangan lain.

Tim pemenangan SQ langsung menanggapi kasus tersebut. Seorang anggota tim itu, Choirul Anam, menduga adanya rekayasa besar dalam insiden itu. Dia melihat, banyak kejanggalan pada laporan Imam.

Anam menegaskan, acara tersebut murni kegiatan pengajian. Qosim hadir karena diundang untuk memberikan ceramah. Sehari-hari Qosim memang seorang ustad.

Menurut Anam, ketua Panwascam Cerme memang ditegur peserta. "Sebab, Imam overacting. Padahal, kegiatan itu murni kegiatan warga. Mereka marah karena kegiatan yang sebenarnya khusyuk kok diawasi," ujarnya.

Soal klaim adanya penganiayaan, para peserta acara membantahnya. "Kalau dia dipukul, mana bekasnya? Lha wong tidak ada bekas luka di wajahnya. Saya menduga, laporan tersebut cuma dibuat-buat. Juga soal adanya money politics, itu kan hanya dugaan," tutur Anam.

Dia curiga ada rekayasa besar yang melibatkan tim advokasi Humas. "Mulai laporan ke panwas hingga polisi, Imam didampingi tim advokasi Humas. Ini ada apa?" ujarnya.

Menurut Anam, jelang coblosan ulang, sangat banyak manuver yang dilakukan lawan untuk mencederai citra SQ. "Itu wajar. Tim Humas ingin menutupi kebobrokannya. Sudah jelas bahwa putusan MK (Mahkamah Konstitusi, Red) mengulang pilbup Gresik disebabkan adanya pelanggaran Humas yang menggunakan segala cara untuk memenangi pilbup," ucapnya. (ris/c8/ruk)

Persiapan Coblos Ulang tanpa Dana

[ Selasa, 03 Agustus 2010 ]
Persiapan Coblos Ulang tanpa Dana
KPU dan DPRD Belum Sepakat soal Anggaran

GRESIK - Saat pencoblosan ulang Pilbup Gresik 2010 tinggal lima hari lagi, persoalan anggaran tidak kunjung beres hingga kemarin. KPU Gresik maupun dewan sama-sama bersikeras pada sikap masing-masing.

Akibatnya, seluruh kegiatan KPU Gresik menjelang pencoblosan ulang 8 Agustus mendatang dilakukan tanpa anggaran. Tidak hanya pemenuhan kebutuhan logistik coblosan, honorarium maupun keperluan operasional KPU juga tidak memiliki dana.

''Saat ini, kami belum bisa membayar seluruh kegiatan kami,'' kata anggota KPU Gresik Divisi Logistik M. Syadili kemarin (2/8).

Dia mencontohkan, untuk pengadaan logistik, KPU belum membayar apa pun kepada seluruh rekanan. Distribusi logistik juga dilakukan tanpa dana. Honor bagi penyelenggara pencoblosan juga belum dipastikan. ''Sementara kami pending semua sambil menunggu pengesahan anggaran itu,'' katanya.

KPU tidak bisa berbuat banyak soal penetapan anggaran. Mereka memilih menunggu sikap pemkab. ''Kami hanya menyusun. Soal penetapan, bergantung pemkab dan dewan,'' ujarnya.

Meski demikian, Syadili memastikan persoalan itu tidak akan mengganggu persiapan pencoblosan ulang. Untuk distribusi logistik, misalnya, hingga kemarin sudah ada enam kecamatan yang dikirimi logistik pencoblosan ulang. Tinggal tiga kecamatan yang belum. Yakni, Menganti, Cerme, dan Benjeng.

Sebagaimana diberitakan, persoalan anggaran untuk keperluan pencoblosan ulang Pilbup Gresik mengambang. Penyebabnya, revisi RKB (rencana kebutuhan belanja) yang disusun KPU Gresik kembali diprotes kalangan dewan.

Gara-garanya, rekomendasi penghematan yang diminta dewan ternyata tak dipakai. Sebaliknya, anggaran pencoblosan ulang yang diusulkan KPU membengkak dari rencana awal. Yakni, dari Rp 4,8 miliar menjadi Rp 5,2 miliar.

Di tempat terpisah, dewan mengambil langkah mengejutkan terkait karut-marut anggaran pilbup. Kemarin, mereka memutuskan untuk mengepras RKB pencoblosan ulang. Dari Rp 5,2 miliar yang diajukan KPU, dewan akhirnya memutuskan untuk mengepras menjadi Rp 4,9 miliar. (ris/c5/ruk)

Agenda Pansus Terganjal Lowongnya Kursi Sekwan

[ JAWA POS - Selasa, 03 Agustus 2010 ]
Agenda Pansus Terganjal Lowongnya Kursi Sekwan
GRESIK - Beragam ganjalan bermunculan di balik pembentukan panitia khusus (pansus) hasil audit BPK terkait realisasi APBD 2009 Gresik. Yang terbaru, rencana agenda kegiatan yang disiapkan kemarin (2/8) gagal.

Gara-garanya, kursi sekretaris DPRD (Sekwan) DPRD Gresik lowong. Akibatnya, agenda pansus pun terhambat. Persoalan itu sempat menjadi rasan-rasan di internal pansus.

Sebagian anggota pansus menduga ada upaya penggembosan terhadap pansus tersebut. Apalagi, pembentukan pansus audit BPK sejak awal memang memunculkan pro-kontra. Terutama sikap pemkab yang kurang sepakat atas rencana itu.

Sebenarnya, kemarin pansus merencanakan untuk mengadakan rapat awal penentuan agenda kerja mereka. Namun, tiba-tiba rapat pansus harus di-pending. Sebab, kursi Sekwan lowong. Untuk diketahui, jabatan Sekwan DPRD baru saja ditinggalkan Sri Sulasmi yang pensiun per 31 Juli lalu.

Yang dipersoalkan para anggota dewan, pergantian posisi Sri sangat lambat. Sebab, sebenarnya Sri resmi pensiun per 23 Juli. Namun, hingga akhir Juli, pemkab belum menetapkan pengganti.

Lowongnya kursi Sekwan tersebut membuat sebagian anggota pansus menduga bahwa pemkab berupaya mengulur-ulur realisasi pansus. ''Kan aneh, seharusnya sudah ada penggantinya,'' tegas salah seorang anggota pansus yang namanya enggan disebutkan.

Sekretaris Pansus Audit BPK Siti Muafiyah membenarkan adanya penundaan agenda kerja pansus. Meski demikian, dia berusaha menepis isu tersebut. ''Memang, kami belum bisa bekerja. Soal isu itu, kita berpikir positif saja dulu,'' ujarnya.

Ketua DPRD Gresik Zulfan Hasyim langsung merespons persoalan tersebut. Kemarin, dia langsung mengonfirmasi status Sekwan pengganti Sri ke pemkab. ''Kami sudah mendapat surat dari bupati. Penggantinya sudah ditetapkan, yakni Bambang Wibisono,'' ungkapnya.

Menurut Zulfan, Bambang nanti berstatus Plh (pelaksana harian). Dalam waktu dekat, dia sudah bisa bertugas. ''Hanya, fungsinya tidak bisa seluas Sekwan definitif. Tapi, tidak apa-apa. Yang penting, seluruh kegiatan di dewan bisa normal lagi,'' katanya.

Sebelumnya, pembentukan pansus audit BPK sempat memicu kontroversi. Sebab, pemkab tidak sepakat dengan pembentukan pansus itu. Mereka menganggap kinerja pansus dianggap mubazir. Sebab, realisasi APBD 2009 disetujui dewan beberapa waktu lalu.

Dari hasil audit realisasi APBD 2009 oleh BPK, tercatat ada 13 persoalan di balik penggunaan APBD 2009 yang dianggap tidak memenuhi kepatuhan terhadap aturan. Salah satunya, penganggaran belanja daerah ternyata tidak berpedoman pada standar akuntansi. Tercatat, ada empat kasus terkait pelanggaran itu. (ris/c5/ruk)

Minggu, 01 Agustus 2010

Kurang Perhatian Pemerintah


[ JAWA POS - Minggu, 01 Agustus 2010 ]

Gresik adalah salah satu kota yang memiliki peradaban sangat panjang. Kota ini pernah menjadi bagian kejayaan kerajaan Mataram. Gresik juga tidak luput dari sejarah panjang kemegahan Majapahit.

Karena itu, tidak heran jika di Gresik sebenarnya banyak terdapat situs-situ bersejarah. Namun, ternyata tidak semua bukti sejarah itu terawat. Bahkan, tidak sedikit saksi sejarah itu yang raib entah ke mana.

Salah satu yang masih menjadi misteri adalah situs-situs yang menunjukkan sejarah kebesaran Gresik pada sekitar tahun 1600-an. Kala itu, bandar Gresik memiliki kesibukan luar biasa karena perannya sebagai distributor.

Tingginya aktivitas perdagangan itulah yang membuat kehidupan Gresik tempo doeloe begitu ramai dan banyak terdapat bangunan besar. Sayangnya, bangunan-bangunan itu tak bisa menjadi peninggalan monumental. Tengok saja, berbagai bangunan tua banyak yang tak terawat. Misalnya deretan bangunan kuno di sekitar Jalan Wahid Hasyim yang kini beralih fungsi.

Contoh lain adalah kebesaran sejarah Sidayu yang dulunya adalah kadipaten pada masa pemerintahan Mataram. Sidayu pernah mengalami masa kejayaan pada masa Kanjeng Sepuh Sidayu.

Namun, tidak ada sejarah runut yang bisa menjelaskan bagaimana seluk beluk Sidayu masa lalu. Mulai dari masa kebesaran maupun keruntuhannya. Berbagai bukti sejarah kejayaan Sidayu saat ini telah menghilang. Kalaupun ada, sudah tidak terawat.

Misalnya cerita tentang kawasan Sidagaran yang dulu adalah pusat perdagangan kerajaan Sidayu. Tidak ada satu pun bukti yang bisa menerangkan cerita itu.

Atau, Telaga Rambit yang dulunya menjadi sumber air warga Sidayu, kondisinya makin memprihatinkan. Belum termasuk situs-situs lain yang menjadi bukti kebesaran Sidayu. "Sebenarnya, kalau mau ditelusuri, cukup banyak situs-situs bersejarah yang perlu mendapat perhatian. Tapi, tidak ada perhatian serius dari pemerintah," kata M Thoha, salah satu pemerhati sejarah Gresik.

Yang terbaru adalah temuan situs baru di kawasan Gosari, kecamatan Ujungpangkah. Di sana beragam bukti-bukti sejarah telah ditemukan. Ternyata, Gosari pernah menjadi bagian kejayaan kerajaan Majapahit.

Kawasan ini juga pernah menjadi pusat produksi tembikar kelas internasional. Faktanya, sampai saat ini praktis belum mendapat penanganan serius. Selain itu, masih banyak lagi bukti-bukti sejarah kebesaran Gresik yang saat ini tak jelas ke mana. (ris/yad/ru